Kemasan 210kapsul Harga: Rp. 42,000 Kemasan 110kapsul Harga: Rp. 28,000 |
Bentuknya kecil dan berserabut, berukuran tidak lebih dari 3 mm panjangnya, HABBATUSSAUDA merupakan tumbuhan bunga fennel biasa(Nigella Sativa) keluarga buttercup (Ranunculaceae).
Terkadang ada salah persepsi antara NIGELLA SATIVA dengan tumbuhan herbal fennel (Foeniculum vulgare). Ada dua macam tumbuhan ini, berwarna ungu kebiru-biruan atau putih. Pusat pertumbuhan bunga tersebut pada bagian cabang di semua tangkainya saat daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun di bagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan bagian atas lebih panjang (6-10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 sampai 18 inchi sehingga kebagian buahnya, HABBATUSSAUDA yang matang.
Dalam bahasa inggris, tanaman NIGELLA SATIVA lebih sering mengacu pada “ Love in a Mist”. Selain itu NIGELLA SATIVA, yang lebih dikenal dan dipakai sejak masa dahulu ini juga disebut Shonaiz di Persia. Hal yang paling berhubungan tentang HABBATUSSAUDA adalah bahwa tumbuhan ini merupakan bagian dari sebuah pendekatan religius untuk kesehatan dan keseharian manusia. Dengan cara ini, kandungan nutrisi dan fungsi penyembuh yang banyak dalam bijian ini dapat membangun system kekebalan tubuh sepanjang hari, dan juga menyediakan sumber yang optimal untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit.
HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) kaya akan kandungan nutrisi Monosaccharides (molekul gula tunggal) dalam bentuk glukosa rhamnose, xylose, dan arabinose. HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) mengandung non-starch polysaccharide yang berfungsi sebagai sumber serat diet yang sangat berguna. Lima belas asam amino membentuk protein yang mengandung HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) , termasuk delapan dari asam amino penting. Asam amino tidak dapat disintesis secara cukup didalam tubuh kita, sedangkan kita memerlukannya untuk menjaga berat badan. HABBATUSSAUDA mengandung Arginine yang penting pada masa pertumbuhan. Analisis kimia lanjutan menemukan bahwa HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) mengandung karotin, yang diubah menjadi liver oleh vitamin A.
HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) juga merupakan sumber kalsium, zat besi, sodium, dan potassium. Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh, fungsi utama elemen-elemen ini memiliki peranan penting dalam membantu bermacam enzim lainnya. Minyak HABBATUSSAUDA kaya akan asam lemak, terutama asam lemak esensial tak jenuh ( asam Linoleic dan Linolenic). EFA, terdiri dari asam alfa-Linolenic (omega 3) dan asam Linoleic (omega 6), adalah pembentuk sel dan substansi yamg tidak dapat dibentuk dalam tubuh dan oleh karena itu harus mendapat asupan atau melalui makanan yang memiliki kandungan EFA tinggi.
Tumbuhan herba, HABBATUSSAUDA dipercaya berasal dari daerah Mediterania namun dikembangbiakan di berbagai belahan dunia, termasuk Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia. Bentuknya kecil dan berserabut, berukuran tidak lebih dari 3 mm panjangnya, HABBATUSSAUDA merupakan tumbuhan bunga fennel biasa(Nigella Sativa) keluarga buttercup (Ranunculaceae). Terkadang ada salah persepsi antara NIGELLA SATIVA dengan tumbuhan herbal fennel (Foeniculum vulgare). Ada dua macam tumbuhan ini, berwarna ungu kebiru-biruan atau putih. Pusat pertumbuhan bunga tersebut pada bagian cabang di semua tangkainya saat daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun di bagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan bagian atas lebih panjang (6-10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 sampai 18 inchi sehingga kebagian buahnya, HABBATUSSAUDA yang matang. Dalam bahasa inggris, tanaman NIGELLA SATIVA lebih sering mengacu pada “ Love in a Mist”. Selain itu NIGELLA SATIVA, yang lebih dikenal dan dipakai sejak masa dahulu ini juga disebut Shonaiz di Persia. Hal yang paling berhubungan tentang HABBATUSSAUDA adalah bahwa tumbuhan ini merupakan bagian dari sebuah pendekatan religius untuk kesehatan dan keseharian manusia. Dengan cara ini, kandungan nutrisi dan fungsi penyembuh yang banyak dalam bijian ini dapat membangun system kekebalan tubuh sepanjang hari, dan juga menyediakan sumber yang optimal untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) kaya akan kandungan nutrisi Monosaccharides (molekul gula tunggal) dalam bentuk glukosa rhamnose, xylose, dan arabinose. HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) mengandung non-starch polysaccharide yang berfungsi sebagai sumber serat diet yang sangat berguna. Lima belas asam amino membentuk protein yang mengandung HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) , termasuk delapan dari asam amino penting. Asam amino tidak dapat disintesis secara cukup didalam tubuh kita, sedangkan kita memerlukannya untuk menjaga berat badan. HABBATUSSAUDA mengandung Arginine yang penting pada masa pertumbuhan. Analisis kimia lanjutan menemukan bahwa HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) mengandung karotin, yang diubah menjadi liver oleh vitamin A. HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) juga merupakan sumber kalsium, zat besi, sodium, dan potassium. Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh, fungsi utama elemen-elemen ini memiliki peranan penting dalam membantu bermacam enzim lainnya. Minyak HABBATUSSAUDA kaya akan asam lemak, terutama asam lemak esensial tak jenuh ( asam Linoleic dan Linolenic). EFA, terdiri dari asam alfa-Linolenic (omega 3) dan asam Linoleic (omega 6), adalah pembentuk sel dan substansi yamg tidak dapat dibentuk dalam tubuh dan oleh karena itu harus mendapat asupan atau melalui makanan yang memiliki kandungan EFA tinggi.
Kandungan Utama
Pada bagian ini akan dibuktikan, bahwa masih berlangsung penelitian medis tentang HABBATUSSAUDA , satu atau lebih dari kandungan yang lebih aktif dipakai sebagai resep dalam ilmu kedokteran dalam mengobati penyakit tertentu. Dalam hal ini, mungkin saja bahwa HABBATUSSAUDA atau sebagian kandungannya dipakai dan dikombinasikan dengan substansi lain dan menjadikannya obat yang mujarab.
Meskipun ada argumen yang menyatakan bahwa jika HABBATUSSAUDA dikombinasikan dengan unsur kimia lainnya akan menambah efektifitas penyembuhan, kemampuan untuk menyembuhkan yang dimiliki HABBATUSSAUDA murni tentu layak diperhitungkan.
HABBATUSSAUDA dalam bentuk olahan dan murni, secara prinsipil membantu proses penyembuhan alamiah atau dalam menjaga kesehatan. Bekerja pada bagian atau sistim dalam tubuh tanpa mengganggu keseimbangan alami dalam tubuh.
Efek HABBATUSSAUDA yang dikombinasikan dengan kandungan nutrisi dan medis tidak hanya membantu menyembuhkan penyakit yang ada pada saat itu, namun juga membantu tubuh untuk membentuk daya tahan terhadap penyakit atau gangguan lainnya dimasa akan datang.
Sementara bukti historis menunjukkan potensi HABBATUSSAUDA dalam menyembuhkan berbagai penyakit ringan, berikut kami informasikan sebagai fungsi penyembuh utama HABBATUSSAUDA yang ditemukan dari penelitian terakhir :
1. Kandungan Nutrisi.
HABBATUSSAUDA kaya akan kandungan nutrisi :
Nutritional Composition HABBATUSSAUDA
Protein 21%
Carbohydrates 35%
Fats 35-38%
HABBATUSSAUDA mengandung Monosaccharides (molekul gula tunggal) dalam bentuk glucose, rhamnose, xylose, dan arabinose.
HABBATUSSAUDA mengandung komponen non-starch polysaccharide yang merupakan sumber yang berguna untuk serat diet.
Kaya akan kandungan asam lemak, terutama asam lemak jenuh dan tak jenuh (Asam Linoleic dan Linolenic). Asam lemak esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh, oleh karena itu harus didapatkan dari suplemen makanan.
Lima belas asam amino membentuk protein yang mengandung HABBATUSSAUDA(Nigella sativa), termasuk didalamnya delapan dari sembilan asam amino penting. Asam amino penting tidak dapat disintesis didalam tubuh kita dalam jumlah yang cukup dan karena itu perlu tambahan dari luar yang berfungsi menjaga berat badan (diet)
HABBATUSSAUDA mengandung Arginine yang penting pada masa pertumbuhan balita.
Analisis kimia lanjutan menemukan bahwa HABBATUSSAUDA(Nigella sativa) mengandung karotin, yang diubah oleh liver menjadi vitamin A.
HABBATUSSAUDA(Nigella sativa) juga memiliki kandungan kalsium, Zat besi, sodium dan potassium. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit oleh tubuh, elemen-elemen ini berfungsi sebagai cofactor untuk fungsi bermacam enzim.
Penelitian yang lebih dari satu dekade lalu menyimpulkan bahwa jika HABBATUSSAUDA digunakan sebagai bahan dasar, maka dapat memberikan pengaruh penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh, terutama bagi pasien yang mengalami gangguan pada sistem kekebalan tubuhnya.
Pada tahun 1986, Drs. El-Kadi dan Kandil memimpin sebuah studi dengan beberapa relawan untuk menguji efektifitas HABBATUSSAUDA sebagai peningkat system kekebalan tubuh alamiah. Kelompok relawan pertama mengonsumsi kapsul HABBATUSSAUDA (2X sehari 1 gram) selama empat pekan dan kelompok kedua diberikan placebo. Sebelum dan sesudah pemakaian selama empat pekan, para relawan itu dihitung jumlah limpositnya. Setelah empat pekan , relawan yang mengonsumsi HABBATUSSAUDA mengalami peningkatan 72% dalam menekan rasio T-cell, yang berfungsi sebagai pembunuh sel secara alamiah. Kelompok yang mengonsumsi placebo hanya meningkat 7%. Mereka melaporkan “Mungkin penemuan ini termasuk salah satu penemuan besar karena HABBATUSSAUDA ternyata mempunyai peranan penting dalam penyembuhan kanker, AIDS, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.”
Hasil ini diperkuat dengan studi yang dipubliksikan dalam Saudi Pharmaceutical Journal tahun 1993 oleh Dr. Basil ali dan rekan-rekannya dari College of Medicine, Kin Faisal University.
Pada bidang penelitian AIDS, test dilakukan oleh Dr. Haq pada para relawan di Departemen Biologi dan Pusat Penelitian Medis di Riyadh, Saudi Arabia (1997) menunjukkan bahwa HABBATUSSAUDA meningkatkan rasio antara T-cell positif dan negatif menjadi 55% dengan 30% aktivitas pembunuh sel alamiah.
Histamin adalah substansi yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang kadang menimbulkan reaksi alergi dan berhubungan dengan asma bronchitis.
Pada tahun 1960, ilmuwan Badr-El-Din dan Mahfouz menemukan bahwa dimmer dithymoquinone diisolasi dari minyak volatile HABBATUSSAUDA, dengan nama “Nigellone” dan dipakai melalui mulut untuk beberapa pasien yang menderita asma bronchitis, yang ternyata mengurangi gejala pada sebagian besar pasien.
Hasil penelitian selanjutnya, crystalline nigellone diberikan pada anak-anak dan orang dewasa dalam penyembuhan asma bronchitis dengan hasil yang efektif dan tanpa efek samping, seperti keracunan. Setelah diteliti, bagaimanapun juga, meskipun efektif, crystalline nigellone menunjukkan reaksi penghambatan.
Pada tahun 1993, Nirmal Chakravarty,M.D, memimpin sebuah studi untuk mengetahui apakah penghambatan ini merupakan pengaruh dari penemuan bahwa mekanisme actual dibalik efek supresi dari crystalline nigellone pada histamine adalah bahwa crystalline nigellone memiliki protein kinase C, substansi yang dikenal dengan pemicu untuk melepaskan histamin.
Sebagai tambahan, studinya menunjukkan crystalline nigellone sebagai penghambat pada histamin. Hipotesanya ternya benar. Studi Dr Chakravarty's bahwa crystalline nigellone menurunkan pelepasan kalsium pada sel-sel penyanggah, yang juga melepas histamin.
Manfaat hasil tersebut adalah bagi mereka yang menderita asma bronchitis dan penyakit alergi lainnya dapat memanfaatkan crystalline nigellone.
Studi tentang potensi HABBATUSSAUDA terhadp anti tumor dilakukan oleh pusat penelitian Amala Research Center di Amala Nagar, Kerala (India) pada tahun 1991 mengacu pada pendapat Dr. Chakravarty untuk memanfaatkan HABBATUSSAUDA dalam pengobatan kanker.
Menggunakan asam lemak derivan HABBATUSSAUDA, studi dengan menggunakan tikus Swiss albino menujukkan bahwa unsure aktif ini menghambat perkembangan jumlah sel kanker yang disebut dengan Ehrlich ascites carcinoma (EAC). Tipe sel kanker umum yang kedua, yang juga dipakai adalah Dalton's lymphoma ascites (DLA).
Tikus yang mendapatkan sel EAC dan HABBATUSSAUDA menunjukkan keadaan yang normal tanpa adanya tumor, menunjukkan bahwa secara aktif 100% mencegah perkembangan tumor EAC.
Hasil di tikus yang menerima sel DLA dan HABBATUSSAUDA menunjukkan bahwa unsure aktifnya telah menghambat perkembangan tumor hingga 50% lebih baik daripada tikus yang tidak mendapatkan unsure aktif tersebut.
Studi tersebut menyimpulkan, “ Itu adalah bukti usur aktif tersebut mengisolasi dari nigella sativa sebagai penghambat anti-tumor, dan rantai panjang konstituen asam lemak mungkin sebagai komponen aktifnya”.
Pada tahun 1989, dibuat laporan dalam Pakistan Journal of Pharmacy tentang manfaat anti-jamur dari minyak volatile dari HABBATUSSAUDA. Pada tahun 1992, para peneliti di Departemen Farmasi University of Dhaka, Bangladesh, memimpin sebuah studi aktifitas anti bakteri minyak volatile HABBATUSSAUDA dengan lima macam antibiotik: ampiciliin, tetracycline, cotrimoxazole, gentamicin, and Asam Nalidixic.
Minyak HABBATUSSAUDA terbukti paling efektif melawan bakteri, termasuk bakteri yang dikenal sangat kuat daya tahannya terhadap obat-obatan, seperti V. cholera, E. coli (bakteri yang biasa ditemukan pada daging yang tidak terlalu matang), dan Shigella spp, kecuali Shigella dysentriae. Kebanyakan keluarga Shigella menunjukkan pertumbuhan daya tahan yang cepat terhadap antibiotika yang biasa dipakai bahkan dengan menggunakan kemoterapi.
Secara singkat hasil penelitian-penelitian tersebut menyatakan , ada hal yang menarik bahwa HABBATUSSAUDA juga sering dipakai untuk mengobati gangguan sistem pencernaan. Secara tradisional, HABBATUSSAUDA masih digunakan untuk mengobati diare dan muntah-muntah, juga perut mulas, dan juga mengatasi keluhan dalam pemakaian obat pencahar (seperti: beberapa obat pencahar, buah-buahan, seperti Aprikot jika terlalu banyak).
Diawal tahun 1960, Professor EL-Dakhakny melaporkan bahwa minyak HABBATUSSAUDA memiliki kemampuan meredakan radang dan sangat berguna untuk mengobati radang sendi.
Pada tahun 1995, sekelompok ilmuwan di Pharmacology Research laboratories, Departement of Pharmacy, Kings College, lond, memutuskan untuk melakukan sebuah tes efektifitas minyak Nigellan sativa dan derivannya thymoquinine, sebagai obat radang. Hasil studi mereka menemukan bahwa minyak menghambat pertumbuhan eicosanoid dan menunjukkan aktifitas sel anti-oksidan.
Penghambatan pertumbuhan eicasanoid, bagaimanapun juga lebih tinggi dibandingkan daripada yang diharapkan jika hanya menggunakan thymoquinone. Studi mereka menyarankan bahwa unsure dalam minyak turut serta dalam meningkatkan reaksi meredakan radang dalam sel.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa asam lemak tak jenuh C20:2 yang terkandung dalam HABBATUSSAUDA-lah yang mungkin meningkatkan efektifitas minyak tersebut.
Pada tahun 1997, banyak studi dilakukan di Microbiological unit of the Research Center, College of Pharmacy, King saud University, Riyadh, Saudi Arabia, dan menemukan bahwa dalam bentuk salep, efektifitas tidak menimbulkan alergi.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Agarwhal (1979) menunjukkan bahwa Minyak HABBATUSSAUDA meningkatkan kadar susu bagi ibu menyusui.
Sumber literature dari University of Potchefstroom (1989), termasuk abstraksi biologi, yang berhubungan dengan kemampuan HABBATUSSAUDA dalam meningkatkan air susu bagi ibu yang menyusui dapat ditunjukkan dengan kombinasi lipid portion dan structur hormon dalam HABBATUSSAUDA.
No comments:
Post a Comment