Persiapan Di Tanah Air
Persiapan Dhohir
- Bertobat dari segala dosa dan maksiat, baik
dosa kepada Allah Swt, yaitu pelanggaran dari segala larangan-Nya dan
keengganan melaksanakan perintahNya, maupun dosa kepada sesama manusia.
- Meminta izin orang tua atau yang dituakannya.
- Membayar segala utang, mengembalikan harta
yang diperoleh dengan cara zhalim (korupsi) dan aniaya (merampas hak orang
lain).
- Dana yang digunakan benar-benar halal dan
bersih.
- Menyiapkan nafkah yang cukup bagi keluarga
yang ditinggalkan.
- Banyak bersedekah kepada dhuafa, fakir dan
miskin.
- Carilah kawan seperjalanan yang saleh, yang
baik, senang menolong, sering mengingatkan jika lupa, suka menegur jika
ada kesalahan, memotivasi kepada keteguhan dan kesabaran.
- Sebelum berangkat, berpamitan kepada teman,
tetangga dan saudara lainya yang berdekatan. Meminta restu mereka, dan
mendoakan untuk mereka
Persiapan Batin
- Niat dan tujuan semata-mata karena Allah Swt,
dan bukan untuk mencari kemasyhuran dan gelar.
- Memperbanyak sedekah.
- Meninggalkan rafats (ucapan kotor;
tidak berguna), fusûq (maksiat, keluar dari ketaatan kepada Allah
Swt), dan jidâl (berbantahan, bertengkar dll)
- Rendah hati, lemah-lembut, mengutamakan
kebaikan, budi pekerti yang baik. Tidak menyakiti orang lain, husnu
zhan (berbaik sangka), sabar dan tabah dalam menghadapi perbuatan yang
tidak menyenangkan dan menyakitkan
- Ikhlas dalam segala ucapan dan perbuatan.
Tidak memperhitungkan segala apa yang telah dikeluarkan untuk
menyempurnakan ibadah haji maupun umrah
- Ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah
atau kerugian yang menimpa fisik dan harta. Sebab segala musibah dan
kerugian yang diterima secara ikhlas, termasuk kebaikan berpahala di sisi
Allah Swt
Menjelang Berangkat
- Salat sunat Safar (bepergian) dua rakaat
dengan membaca Fatihah dan al-Kafirun di rakaat pertama dan Fatihah
dan al-Ikhlas di rakaat kedua. Boleh membaca Ayat Kursi1
atau Surat al-Quraisy dan satu kali sebelum keluar rumah atau doa
lainnya yang dihafal dan disukai.
- Berdoa bagi keluarga maupun teman yang
ditinggalkan
- Ketika naik kendaraan atau pesawat terbang
bacalah doa
Bismillah
Setelah duduk membaca lagi:
Alhamdulillah
Diteruskan dengan membaca:
Subhânaladzî sakhara lanâ hâdzâ
wa mâ kunnâ lahû muqrinîn wa innâ ilâ robbinâ lamunqolibûn
“Segala puji bagi Allah yang telah
memudahkan kami (padahal) kami tidak sanggup mengendalikannya. sesungguhnya
kami akan kembali kepada Allah.” (QS.
Al-Zukhruf: 14)
Diteruskan dengan membaca:
Allahu Akbar 3 x
Atau membaca:
Subhânaka innî dzolamtu nafsî
faghfir lî innahû lâ yaghfiru dzunûb illâ anta
“Maha Suci Engkau, sesungguhnya
aku menganiaya diriku sendiri (maka) ampuni aku karena tidak ada (yang) bisa
mengampuni kecuali Engkau.” (HR.
Abu Daud, Tirmidzi, Nasaî dengan sanad sahih)
- Selalu dalam keadaan berwudlu dan shalat
berjamaah
- Banyaklah berbuat kebaikan dalam perjalanan
selain sabar dan tawakal kepada Allah Swt
- Berdoalah di setiap kesempatan dalam perjalanan karena doa yang sedang bepergian mustajab sebagaimana disebutkan dalam hadist:
“Tiga doa yang mustajab dan
tidak diragukan: doa orang yang dizhalimi, doa orang yang sedang bepergian, dan
doa orang tua kepada anaknya.” (HR.
Tirmidzi)
2. Tata Cara Umrah
Melaksanakan Sunat-Sunat Ihram
- Sebelum ihram rapikan kuku, rambut, jenggot,
kumis, bulu ketiak dan bulu lainnya. Kemudian mandi (membasahi badan dari
kepala sampai kaki), menyela-nyela jari tangan dan kaki, kemudian
berwudhu.
- Selanjutnya mengenakan pakaian ihram. Bagi
pria yang satu disebut Rida (kain bagian atas) dan Izzar
(kain bagian bawah).
- Pakaian ihram untuk wanita sama halnya dengan
pakaian ketika shalat. Yaitu jilbab yang harus menutupi seluruh rambut
(rambut tidak boleh terlihat). Baju harus menutupi dada. Tidak boleh
memakai pakain tipis hingga terlihat rambut atau kulit, selain telapak
muka dan telapak tangan. Kaki memakai kaos kaki/stoking.
- Sebelum niat boleh memakai wewangian, body
lotion, parfum dan lainnya. Namun tidak boleh dilakukan sesudah niat.
- Bila salat wajib didirikan, kerjakan salat
sunat ihram setelahnya, atau boleh menjadikan salat wajib itu penganti
salat sunat ihram.
- Shalat sunnat ini tidak diniatkan untuk
ihram, tapi berniat mengerjakan shalat sunnat yang disebabkan satu sebab.
Misalnya shalat dhuha, shalat hajat, tahiyatul masjid dll.
- Yang bermiqat di Madinah sebaiknya
mengerjakan semua sunah ihram di hotel.
- Setelah berpakaian ihram, salat sunat dan niat dilakukan di Bir Ali.
2. Ihram Umrah
Ihram umrah adalah niat untuk
melaksanakan umrah kemudian diikuti dengan Talbiyah. Ihram umrah ini merupakan
tanda telah masuknya rangkaian ibadah umrah dengan diharamkannya melakukan
segala sesuatu selama melalaksanakan umrah sebagaimana takbiratul ihram dalam
shalat.
Niat untuk umrah antara lain:
Labbaika Allâhuma Umratan
“Aku taati panggilan-Mu untuk
melakukan umrah”
Setelah niat tidak boleh
melanggar larangan ihram. Tidak boleh berkata buruk, mengunjing, bertengkar,
berdebat yang tidak bermanfaat dan larangan lainnya untuk menjaga kesempurnaan
umrah. Banyaklah membaca talbiyah:
Labaîk allâhumma labaîk, labaîk
lâ syarîka laka labaîk, innal hamda wan ni’mata laka wal mulku, lâ syarîka laka
“Aku penuhi seruan-Mu Ya Allah,
aku penuhi seruan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat
dan seluruh kerajaan milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Setelah berulang kali membaca
talbiyah diselingi shalawat:
allâhumma shalli wa sallim ‘alâ
muhammad wa ‘alâ Ali muhammad
“Ya Allah limpahkan
kesejahteraan dan keselematan kepada Muhammad dan keluarganya.”
Kemudian bacalah doa yang
disukai, misalnya doa:
allâhumma inna nas-aluka ridhâka
wal jannah wa naûdzubika min sakhatika wannâr.
“Ya Allah kami meminta
ridha-Mu dan surgaMu. Kami berlindung dari kemarahan dan api neraka.”
3. Masuk ke Masjidil Haram
Ketika masuk masjid dahulukan
kaki kanan dengan membaca:
Allahumaftah lî abwâba rohmatika
“Ya Allah bukakan bagiku semua
pintu RahmatMu.”
Kemudian berjalan dengan tenang
dan khusuk sambil membaca talbiyah.
Ketika melihat Kabah berdoa
sambil mengangkat kedua tangan:
Allahumma zid hâdzal baita
tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa mahabatan wa zid man syarrafahu wa
karamahu mimman hajjahu wa’tamarahu tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa
birran
“Ya Allah tambahlah kehormatan,
kebesaran, kemuliaan dan kemegahan rumah ini. Tambahkan pula kehormatan,
kebesaran, kemuliaan dan kebaikan bagi yang telah menghormati dan memuliakan
rumahMu dari orang yang berhaji dan umrah.” (HR. Syafi’i) dan lainnya)
Setelah itu berdoalah menurut
keinginan anda.
4. Memulai Tawaf
Ketika hendak tawaf benarkan
letak baju ihram menjadi Idhthiba. Yaitu ujung baju ihram bagian kanan
disimpan di pundak sebelah kiri.
Mulailah tawaf dengan berjalan
cepat (raml) di tiga putaran pertama sambil idhtihba di seluruh putaran.
Dan bacalah doa diatas setiap kali Isyarah (melambaikan tangan ke arah Hajar
Aswad) .
Ketika raml bacalah doa ini:
Allâhumaj’alhû hajjan mabrûran
wa dzanban maghfûran wa sa’yan masykûran
“Ya Allah jadikan aku haji yang
mabrur, dosa yang diampuni dan sai yang diampuni.” (HR. Syafi’i)
Perhatian- Raml (berjalan cepat) di 3 putaran pertama
tawaf hanya disunahkan ketika pertama kali tawaf umrah dalam satu
pejalanan. Dan tidak disunahkan pada tawaf sesudahnya. Bila tidak mampu
maka berusaha semampunya ber-raml. Bila tidak sanggup juga berjalanlah
biasa. Raml hanya disunahkan bagi laki-laki.
- Idhtiba disunahkan dalam setiap tawaf untuk
umrah.
- Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf. Bacalah doa yang dikuasai. Doa dalam Al-Qur’an dan Hadist lebih diutamakan.
Selesai raml pada 3 putaran
pertama mulai mulai berjalan biasa pada empat putaran akhir. Pada putaran
selanjutnya bacalah:
Allâhumaghfir warham wa’fu ‘amma
ta’lam wa antal a’azul akrom, Allâhuma robbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah wa fil
âkhirati hasanah wa qinâ adzabanâr
“Ya Allah rahmati dan ampunilah
aku dari dosa yang Engkau ketahui, karena Engkau Maha Besar dan Mulia. Ya Allah
berilah aku kebaikan dunia dan akhirat, bebaskan aku dari api
neraka.”
Selama tawaf bacalah dzikir dan
doa pilihan anda atau membaca doa ini:
Subhânallahi wal hamdulillâhi wa
lâ illâha illallah wallâhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata illa billâhi
“Maha Suci Allah, Segala puji
bagiNya dan tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar dan tidak ada daya
upaya kecuali dari Allah.” (HR. Ibnu
Majah)
5. Rukun Yamani
Di Rukun Yamani (sudut yang
berdampingan dengan Hajar Aswad) isyarah (tangan diarahkan) dengan tangan kanan
tanpa mencium tangan sesudahnya.
Antara Rukun Yamani dengan Hajar
Aswad bacalah doa:
Allâhumma rabbanâ âtinâ fiddunyâ
hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Tuhan, berilah kami kebaikan
di dunia dan akhirat, dan selamatkan kami dari api neraka.”
6. Salat di Maqam Ibrahim
Selesai tawaf kemudian menuju
maqam Ibrahim sambil membaca:
Wattakidzû min maqâmi ibrâhîma
mushollâ
“Dan Jadikanlah
sebagian dari Maqam Ibrahim tempat salat.”
Pakaian yang tadinya idhthiba
dilepas dan selimutkan ke badan kemudian salat sunnat dua raka’at. Rakaat
pertama membaca Fatihah dan al-Kafirun, rakaat kedua
membaca fatihah dan al-Ikhlas. Sesudah salat bacalah menurut
keinginan anda.
Perhatian
- Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf kecuali hanya beberapa doa yang telah disebutkan diatas. Anda boleh membaca doa sendiri atau dengan bahasa yang anda kuasai.
- Tidak disunahkan mengusap, mencium atau menempelkan benda untuk mengambil berkah karena hal ini tidak diajarkan Nabi saw.
- Mencium Hajar Aswad adalah sunah sedangkan menghormati sesama Muslim wajib hukumnya, maka jangan mengejar pahala sunah namun berakibat dosa.
- Jangan paksakan mencium Hajar Aswad bila keadaan penuh sesak. Bila keadaan penuh sesak dan tidak memungkinkan raml, berjalan biasa atau tetap raml semampunya.
- Jangan paksakan salat yang berhadapan langsung dengan maqam Ibrahim bila penuh sesak, carilah tempat kosong. Kemudian Istilam (bila memungkinkan) ke arah Hajar Aswad sambil berdoa di Multazam (bila memungkinkan) atau cukup berdoa di tempat anda berada.
- Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim, maka hindari mengusap, mencium untuk mengharap berkah. Ingat! Jangan rusak ibadah anda dengan perbuatan yang tidak ada tuntunannya.
- Ketika umrah berikutnya dalam tawaf hanya
berjalan biasa tanpa raml maupun idhtiba.
7. Minum Air Zam-zam
Sebelum Sai disunahkan minum air
Zam-Zam sambil menghadap Kabah. Ketika minum, bernafas 3 kali kemudian sisa air
minum diusapkan ke kepala, muka dan dada.
8. Sai
Sebelum ke shafa letakan kembali
pakain dengan cara idhthiba’ (bagi laki-laki) dan ketika mendekat shafa
bacalah:
Innash-shofâ wal marwata min
sya’â-irillâhi, Abda-u bimâ bada Allâh bihi
“Sesungguhanya Shafa dan Marwah
sebagian dari syiar Allah. Aku mulai dengan apa yang dimulai Allah.”
Ketika sampai di Shafa menghadap
Kabah dengan mengangkat kedua tangan sambil membaca:
Allahu Akbar 3 x
Lâ ilâha illallahu wahdahu lâ
syarîka lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyî wa yumîtu wa huwa ‘alâ kulli
syai-in qadîir, Lâ ilâhi illallahu wahdahu, anjaza wa’dahu wa nasharo ’abdahu
wahazamal ahzâba wahdahu
“Tidak ada Tuhan selain Allah
tidak ada sekutu bagiNya, milik-Nya semua kerajaan dan pujian. Ia yang
menghidupkan dan yang mematikan, Ia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tidak
ada Tuhan selain Allah, ditepati janji-Nya, dibela hambaNya dan dikalahkan
semua musuh olehNya.”
Bacalah doa ini 3 x kemudian
mulai berjalan untuk Sai.
Bagi laki-laki ketika berada
diantara dua lampu hijau berjalan cepat (raml) sambil membaca:
Rabbighfir warham wa tajâwaz
‘amma ta’lam innaka antal a’azul akrom, Allâhumma âtina fiddunyâ hasanah wa fil
âkhiroti hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Allah ampuni aku, hapuskan
segala dosa yang Engkau ketahui, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan
Maha Besar. Ya Allah berilah
aku kebaikan dunia akhirat dan selamatkan aku dari api neraka.”
Selesai Raml berjalan
biasa lagi hingga di Marwah. Ketika sampai di Mawah menghadap kiblat sambil
bertakbir dan berdoa seperti di permulaan Sai. Kemudian mulai berjalan kearah
Shafa dan be-raml ketika melewati dua lampu hijau.
Sai dilakukan tujuh putaran,
antara Shafa dan Marwah dihitung satu putaran dan begitu pula sebaliknya dan
sai akan berakhir di Marwah.
9. Tahallul
Selesai Sai kemudian Tahallul
dengan menggunting atau mencukur rambut sedangkan bagi wanita hanya
mengunting beberapa helai rambut sepanjang ruas jari saja. Ketika mencukur
rambut mulailah mencukurnya pada bagian sebelah kanan kepala dan berdoa:
Allâhummaghfir
lil muhalliqîna wa lil muqoshirîn
“Ya Allah, ampunilah orang
yang bercukur dan yang bergunting.”
Menggunting atau memotong rambut
boleh dilakukan oleh siapa saja, anak kecil ke orang tua atau sebaliknya, istri
kepada suaminya atau sebaliknya. Hendaknya wanita dipotong oleh muhrimnya. Anda
menjadi halal kembali dan selesailah umrah anda.
Bermîqât
Dari Tan’îm atau Ji’ranah
Selama berada di Mekah
dianjurkan untuk memperbanyak umrah.
Sebaiknya semua kesunahan ihrâm
dilakukan di hotel termasuk mandi dan berpakaian ihrâm. Sampai mîqât hanya
salat sunnah ihrâm dan berniat kemudian kembali lagi ke Masjidil Haram untuk
Tawâf, saî dan tahallul.
Umrah ini tidak disunahkan Raml
ketika Tawâf.
Tawaf
Wada’ Bagi Yang Berumah
Bagi yang berumrah selain di
bulan haji, ketika akan meninggalkan kota Mekkah disunahkan melakukan Thawaf
Wada. Caranya seperti melakukan Thawaf Sunnah.
Sunnahnya diakhiri dengan shalat
sunnat thawaf setelah 7 kali thawaf. Bagi wanita yang berhalangan (haid, nifas
dll) tidak disarankan thawaf wada’ dan cukup berdoa di pintu Masjid al-Haram.
No comments:
Post a Comment